MENYUSURI jejak komunitas Tionghoa dan Arab di Kota
Bogor tidak lengkap tanpa menikmati kuliner khasnya. Namun, sebelum
blusukan ke kawasan Tionghoa, Mardi Liem menyarankan untuk mampir jajan
pagi di Jalan Ranggagading.
Sepotong comro (oncom di-jero) yang
pedas, misro (amis di-jero) yang manis, dan cireng (aci digoreng) yang
gurih pun menggoda. Harganya murah, sepotong Rp 1.000-Rp 2.000. Ada
gorengan lain, yakni tempe tepung, tahu isi, bakwan, kroket, timus, dan
ubi. Ada juga penjaja kue gemblong, rangi, ape, cubit, papais
(nagasari), dan putu.
Setelah penganan ringan, rasanya perut
belum cukup terpuaskan. Godaan kembali datang lewat soto mi, ketupat
sayur, bubur ayam, dan bubur sumsum. Pilihan dijatuhkan ke soto mi
karena tidak mungkin perut ini menampung sarapan yang cukup berat
setelah dimasuki comro, misro, dan cireng. Semangkok soto mi tanpa nasi
putih seharga Rp 10.000 pun bisa amblas masuk perut.
Di antara
makan pagi dan makan siang, jika ingin mengudap makanan khas Tionghoa,
rasanya pas untuk menikmati bacang beras (Rp 10.000), ngohiang (Rp
30.000), asinan (Rp 20.000), atau kue moci. Penganan yang cukup
mengenyangkan ini dijual di sejumlah toko di Jalan Suryakencana.
Selepas
tengah hari dan terasa lapar setelah berkeliling, ada saran untuk
mencoba kuliner di Resto Kencana. Pilihan jatuh ke semangkuk lo mi (Rp
30.000) dan segelas es pala (Rp 11.000). Mi buatan sendiri itu kenyal
dan lezat. Kuah dengan sayur hijau itu kental, gurih, dan
sedap. Dalam kondisi hangat, lo mi semakin nikmat. Makan disempurnakan dengan es pala yang agak kecut, tetapi segar.
Di
tempat makan yang berdinding penuh foto Bogor tempo dulu bisa dicoba
menu lain dari, seperti bihun, kwetiau, sayur, ayam, sapi, udang, cumi,
babi, dan kodok. Di Suryakencana juga ada beberapa rumah makan yang
sudah terkenal kelezatannya.
Jika ingin menjajal menu tradisional
juga ada taoge goreng (Rp 20.000) di Gang Besi, laksa (Rp 15.000) di
Ranggagading, atau soto kuning (Rp 20.000-Rp 30.000) di Suryakencana.
Menu ini juga tersedia di beberapa restoran.
Di hari yang lain,
giliran mencicipi kuliner Arab. Sarapannya, beberapa potong kue kamir
dan ka’at (Rp 10.000) serta beberapa buah kurma ditambah segelas susu
kambing atau susu kedelai.
Untuk makan siang, ada saran dari
Adenan Taufik untuk mampir ke Rumah Makan Sate Pak Rebing di gang
samping Masjid Agung At Tohiriyah, Empang. Saran dipenuhi dengan 10
tusuk sate kambing (Rp 35.000), semangkuk gulai kambing (Rp 35.000),
seporsi nasi putih (Rp 5.000), dan beberapa keping emping melinjo (Rp
2.000).
Ras yang khas menjadikan saran itu pas. Daging kambingnya
cukup empuk dan gurih. Saus kecap yang diberi potongan cabai rawit,
bawang merah, dan tomat memang pendamping sempurna sate kambing. Di sela
menyantap sate kambing, ingin ada nuansa berkuah gurih dan lezat,
nikmati gulai kambing jadi pilihan tepat.
Sumber : travel.kompas.com
Uploader : Septian Nugroho
0 comments:
Post a Comment