SELAIN Pantai Pangandaran, Pantai Batu Karas, dan Pantai Batu Hiu, Pantai Karapyak dan Pantai Madasari, Kabupaten Pangandaran masih memiliki satu pantai yang wajib dikunjungi, yaitu Pantai Karang Nini.Pantai ini memiliki keistimewaan yaitu letaknya yang berada di balik rerimbunan hutan. Perpaduan wisata pantai dan hutan niscaya menawarkan pengalaman yang berbeda.
Lokasi dan Aksesibilitas Menuju Pantai Karang Nini
Pantai Karang Nini terletak di antara jalur Ciamis Pangandaran. Tepatnya berada di desa Emplak Kecamatan Kalipucang.
Dari kota Ciamis dapat ditempuh sekitar 80 km. Sedang dari Pangandaran, kira-kira lebih 10 km atau 20 menit.
Untuk menuju ke Pantai ini kita bisa menggunakan kendaraan pribadi
atau pun kendaraan umum. Hanya saja, bila kita menggunakan kendaraan
umum, kita harus menempuh jalan sekitar 2 km dari jalan utama untuk
sampai ke obyek wisata ini.
Legenda Pantai Karang Nini Pangandaran
Yang disebut Karang Nini adalah sebuah batu karang, yang sepintas
seperti bentuk tubuh nenek-nenek (nini berarti nenek dalam bahasa
Sunda). Inilah mengapa pantai ini dinamakan pantai Karang Nini.
Ada legenda yang mengiringinya. Konon, jaman dahulu kala, di kampung Emplak tinggalah sepasang kakek dan nenek bernama Ki Arga Plara dan Ni Ambu Kolot.
Sang kakek adalah seorang nelayan. Setiap hari dia melaut untuk mencari ikan. Sebagian untuk dikonsumsi, sisanya dijual.
Semua berjalan dengan manis, sampai pada suatu hari, terjadi hal yang tak biasa. Sang kakek tak juga pulang dari laut.
Si nenek, tentu saja cemas. Ia khawatir telah terjadi sesuatu terhadap diri sang suami.
Berjalanlah ia menelusuri pantai sambil memanggil-mangil sang suami. Namun malang, sampai malam menjelang si kakek tetap tak datang.
Penduduk setempat ikut membantu mencari. Tapi si kakek tetap tak ditemukan. Karena sudah sedemikan larut, para penduduk mulai pulang ke rumahnya masing-masing.
Tinggalah si nenek sendiri di tepi pantai. Firasatnya jelek. Sambil tersedu, ia berdoa kepada Yang Kuasa, agar bisa dipertemukan sang suami bagaimanapun keadaannya.
Doanya dikabul. Tidak berapa lama kemudian, menjelmalah di hadapan si nenek sebuah batu karang yang mengambang. Konon itu adalah perwujudan si kakek yang ternyata telah meninggal.
Tentu saja yang pertama adalah kita bisa menikmati keindahannya. Kita bisa memandang birunya samudera dari atas bukit. Di bawah sejuknya rimbun pepohonan.
Ada legenda yang mengiringinya. Konon, jaman dahulu kala, di kampung Emplak tinggalah sepasang kakek dan nenek bernama Ki Arga Plara dan Ni Ambu Kolot.
Sang kakek adalah seorang nelayan. Setiap hari dia melaut untuk mencari ikan. Sebagian untuk dikonsumsi, sisanya dijual.
Semua berjalan dengan manis, sampai pada suatu hari, terjadi hal yang tak biasa. Sang kakek tak juga pulang dari laut.
Si nenek, tentu saja cemas. Ia khawatir telah terjadi sesuatu terhadap diri sang suami.
Berjalanlah ia menelusuri pantai sambil memanggil-mangil sang suami. Namun malang, sampai malam menjelang si kakek tetap tak datang.
Penduduk setempat ikut membantu mencari. Tapi si kakek tetap tak ditemukan. Karena sudah sedemikan larut, para penduduk mulai pulang ke rumahnya masing-masing.
Tinggalah si nenek sendiri di tepi pantai. Firasatnya jelek. Sambil tersedu, ia berdoa kepada Yang Kuasa, agar bisa dipertemukan sang suami bagaimanapun keadaannya.
Doanya dikabul. Tidak berapa lama kemudian, menjelmalah di hadapan si nenek sebuah batu karang yang mengambang. Konon itu adalah perwujudan si kakek yang ternyata telah meninggal.
Batu karang tersebut kini dinamakan “Bale Kambang”. Konon jika kita
berdiri di atasnya akan terasa seolah-olah bergoyang.Tak terkatakan
betapa sedih sang nenek menghadapi kenyataan yang terjadi. Didorong
oleh rasa cintanya, ia kembali memohon kepada Yang Kuasa agar dirinya
selalu didekatkan dengan sang suami.
Maka menjelmalah ia menjadi sebuah batu karang yang menghadap ke arah Bale Kambang.
Kisah kasih sang nenek-kakek tersebut sampai saat ini terabadikan melalui 2 (dua) batu karang, yaitu Batu Karang Nini dan Bale Kambang.
Maka menjelmalah ia menjadi sebuah batu karang yang menghadap ke arah Bale Kambang.
Kisah kasih sang nenek-kakek tersebut sampai saat ini terabadikan melalui 2 (dua) batu karang, yaitu Batu Karang Nini dan Bale Kambang.
Wisata Pantai dan Hutan
Obyek wisata Karang Nini tersembunyi di balik bukit yang dikelilingi oleh rimbunnya hutan. Tentu saja, karena destinasi ini masuk dalam kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani.Lalu, apa saja yang dapat kita lakukan di Karang Nini?Tentu saja yang pertama adalah kita bisa menikmati keindahannya. Kita bisa memandang birunya samudera dari atas bukit. Di bawah sejuknya rimbun pepohonan.
Kita bisa melihat Sagara Anakan dari kejauhan, bahkan sejak memasuki
pintu gerbangnya.Juga Pulau Nusa Kambangan dan teluk Pananjung di
selatan yang membayang di horizon. Serta kelokan jalan kereta api
peninggalan Belanda yang menghilang di ujung terowongan.
Bila ingin memandang lebih luas, kita bisa naik ke menara pandang yang dilengkapi teropong untuk menikmati keindahan Karang Nini dari ketinggian.
Puas menikmati pantai dari titik tertinggi, kita bisa menuruni bukit menuju pantai yang landai sambil bermain dengan ombak dan menyaksikan dari dekat yang dinamakan “Karang Nini”.
Bila ingin memandang lebih luas, kita bisa naik ke menara pandang yang dilengkapi teropong untuk menikmati keindahan Karang Nini dari ketinggian.
Puas menikmati pantai dari titik tertinggi, kita bisa menuruni bukit menuju pantai yang landai sambil bermain dengan ombak dan menyaksikan dari dekat yang dinamakan “Karang Nini”.
Pondok Wisata di Pantai Karang Nini
Yang juga istimewa di Karang Nini selain menikmati keindahan pantainya adalah tersedia 5 buah pondok wisata untuk menginap.
Pondok berarsitektur tradisional Sunda ini memiliki kapasitas rata-rata tiga kamar.
Tentu saja akan sangat seru bila kita bersama keluarga atau teman bisa bermalam di pinggir pantai seperti di Karang Nini.
Deburan ombak dan suasana hutan akan memberikan suasana yang lain. Apalagi bila ditemani dengan ikan bakar dan jagung bakar malam-malam.
Sayangnya, jalan masuk ke obyek wisata sepanjang 2 km dalam kondisi yang kurang begitu bagus. Meski begitu, Karang Nini terlalu sayang untuk dilewatkan.
Sumber : alampriangan.com
Uploader : Septian Nugroho
Pondok berarsitektur tradisional Sunda ini memiliki kapasitas rata-rata tiga kamar.
Tentu saja akan sangat seru bila kita bersama keluarga atau teman bisa bermalam di pinggir pantai seperti di Karang Nini.
Deburan ombak dan suasana hutan akan memberikan suasana yang lain. Apalagi bila ditemani dengan ikan bakar dan jagung bakar malam-malam.
Paginya kita bisa melakukan treking melalui jalan setapak sambil melihat hutan dan fauna tinggal di dalamnya.
Pengunjung bisa mengamati proses kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan Perum Perhutani mulai dari kegiatan persemaian, pemeliharaan hutan sampai dengan kegiatan produksi.
Beberapa hewan yang sering dijumpai yaitu kera dan lutung. Bila beruntung kita bisa menemukan pula landak, trenggiling, kancil atau ayam hutan.
Pengunjung bisa mengamati proses kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan Perum Perhutani mulai dari kegiatan persemaian, pemeliharaan hutan sampai dengan kegiatan produksi.
Beberapa hewan yang sering dijumpai yaitu kera dan lutung. Bila beruntung kita bisa menemukan pula landak, trenggiling, kancil atau ayam hutan.
Obyek-obyek Lain
Masih ada beberapa obyek-obyek yang bisa dikunjungi. Khususnya bagi yang menyenangi sejarah.
Ada makam Cikabuyutan dan mata air Sumur Tujuh yang dipercaya dapat membuat orang awet muda dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Ada beberapa goa keramat, seperti Goa Dompet, Goa Panjang, Goa Parat dan Goa Pendek, yang masing-masing m miliki ciri khas dan kisah yang berbeda.
Gua Panjang konon dipercaya merupakan jalan tembus menuju Kasunanan Cirebon.
Ada makam Eyang Anggasinga Wencana dan Mahapatih Bagaspati.
Aquarium alam di muara Cipabongkokan, dimana saat air laut surut, kita dapat menikmati berbagai jenis ikan hias yang terjebak di relung-relung terumbu karang.
Ada makam Cikabuyutan dan mata air Sumur Tujuh yang dipercaya dapat membuat orang awet muda dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Ada beberapa goa keramat, seperti Goa Dompet, Goa Panjang, Goa Parat dan Goa Pendek, yang masing-masing m miliki ciri khas dan kisah yang berbeda.
Gua Panjang konon dipercaya merupakan jalan tembus menuju Kasunanan Cirebon.
Ada makam Eyang Anggasinga Wencana dan Mahapatih Bagaspati.
Aquarium alam di muara Cipabongkokan, dimana saat air laut surut, kita dapat menikmati berbagai jenis ikan hias yang terjebak di relung-relung terumbu karang.
Terowongan Terpanjang
Ada satu lagi obyek yang menarik. Yaitu adanya terowongan kereta api tua yang sejak tahun 1981 suda tak lagi difungsikan.
Lokasi terowongan tua ini terletak di perbatasan antara desa Bagolo dan desa Emplak.
Lokasi terowongan tua ini terletak di perbatasan antara desa Bagolo dan desa Emplak.
Terowongan ini dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan kereta api
Staats Spoorwegen yang mulai digunakan pada 1921.Namanya terowongan
Wilhelmina, mengambil nama sang Ratu Belanda yang bertahta pada saat
itu.<
Konon terowongan ini adalah yang terpanjang di Indonesia, yaitu sepanjang 1.116 meter. Dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Banjar – Cijulang sejauh 82 km.
Konon terowongan ini adalah yang terpanjang di Indonesia, yaitu sepanjang 1.116 meter. Dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Banjar – Cijulang sejauh 82 km.
Fasilitas di Pantai Karang Nini Pangandaran
Wana wisata pantai Karang Nini memiliki fasilitas kantor informasi, pondok wisata, mushola, warung/kedai, camping ground, play ground dan areal parkir seluas ± 300 meter.Sayangnya, jalan masuk ke obyek wisata sepanjang 2 km dalam kondisi yang kurang begitu bagus. Meski begitu, Karang Nini terlalu sayang untuk dilewatkan.
Sumber : alampriangan.com
Uploader : Septian Nugroho
0 comments:
Post a Comment