VIVA.co.id -
Bambay sejak tahun 1980 telah menjual sop kambing di kawasan Pancoran,
Glodok, Jakarta Barat. Pengalaman yang panjang membuat sop kambing
buatannya berbeda dengan sop lain.
Menu istimewa ini, diberi nama sop kambing kuah bening. Sop tersebut bisa Anda nikmati setiap hari mulai pukul 16.00-22.00 WIB.
“Saya jualan di sini sejak tahun 1980. Saya meneruskan bisnis orangtua, dulu beliau mulai dari pikulan, sekarang sudah pakai gerobak,” kata Bambay .
Orangtuanya memulai berjualan sop kambing pada tahun 1970-an. Kala itu, dia sering mengikuti orangtuanya berjualan. Biasanya, ramai menjelang imlek dan libur akhir pekan. Padahal, sopnya ini hanya berisi kepala kambing, kaki dan jeroan.
“Saya tidak menjual dagingnya, hanya kepala, kaki dan jeroan. Yang paling laku itu ada lidah, kaki, otak dan mata kambing,” sebutnya.
Pria asal Balaraja, Tangerang ini mengatakan, modal ketika mulai bisnis ini tidak besar, hanya untuk membeli kepala kambing yang harganya saat itu Rp2.500.
Sementara kepala kambing dibelinya dari pasar Tanah Abang, Klender dan Pekojan.
“Sekarang kepala kambing harganya sekitar Rp75 ribu. Dalam sehari, saya bisa dapat omset sekitar Rp2 juta dari jualan ini,” ungkapnya.
Pendapatan itu dia dapatkan dari menjual sebanyak 10 kepala kambing, kaki dan jeroan. Sementara jika sepi, omzet yang dikantongi Rp1,2 juta.
"Kalau bersihnya mungkin sekitar Rp500 ribuan,” ujarnya.
Dia mengaku, memang tidak menetapkan harga terlalu mahal. Untuk satu porsi sop kepala kambing plus nasi dihargai Rp20 ribu. "Kalau untuk kakinya, satu kaki harganya Rp9 ribu,” imbuh dia.
Karena rasanya yang lezat dengan harga bersahabat, tempat mangkalnya selalu ramai didatangi pembeli dari berbagai wilayah seperti Cilegon, Jakarta Timur, Tanjung Priok, Bendungan Hilir dan Tangerang.
“Mereka sudah banyak yang berlangganan, rutin datang ke sini. Kadang kalau di hari libur, mereka sering datang dengan membawa keluarga besarnya,” ujarnya.
Sumber :viva.co.id
Uploader : Lidia Rahmawati
Menu istimewa ini, diberi nama sop kambing kuah bening. Sop tersebut bisa Anda nikmati setiap hari mulai pukul 16.00-22.00 WIB.
“Saya jualan di sini sejak tahun 1980. Saya meneruskan bisnis orangtua, dulu beliau mulai dari pikulan, sekarang sudah pakai gerobak,” kata Bambay .
Orangtuanya memulai berjualan sop kambing pada tahun 1970-an. Kala itu, dia sering mengikuti orangtuanya berjualan. Biasanya, ramai menjelang imlek dan libur akhir pekan. Padahal, sopnya ini hanya berisi kepala kambing, kaki dan jeroan.
“Saya tidak menjual dagingnya, hanya kepala, kaki dan jeroan. Yang paling laku itu ada lidah, kaki, otak dan mata kambing,” sebutnya.
Pria asal Balaraja, Tangerang ini mengatakan, modal ketika mulai bisnis ini tidak besar, hanya untuk membeli kepala kambing yang harganya saat itu Rp2.500.
Sementara kepala kambing dibelinya dari pasar Tanah Abang, Klender dan Pekojan.
“Sekarang kepala kambing harganya sekitar Rp75 ribu. Dalam sehari, saya bisa dapat omset sekitar Rp2 juta dari jualan ini,” ungkapnya.
Pendapatan itu dia dapatkan dari menjual sebanyak 10 kepala kambing, kaki dan jeroan. Sementara jika sepi, omzet yang dikantongi Rp1,2 juta.
"Kalau bersihnya mungkin sekitar Rp500 ribuan,” ujarnya.
Dia mengaku, memang tidak menetapkan harga terlalu mahal. Untuk satu porsi sop kepala kambing plus nasi dihargai Rp20 ribu. "Kalau untuk kakinya, satu kaki harganya Rp9 ribu,” imbuh dia.
Karena rasanya yang lezat dengan harga bersahabat, tempat mangkalnya selalu ramai didatangi pembeli dari berbagai wilayah seperti Cilegon, Jakarta Timur, Tanjung Priok, Bendungan Hilir dan Tangerang.
“Mereka sudah banyak yang berlangganan, rutin datang ke sini. Kadang kalau di hari libur, mereka sering datang dengan membawa keluarga besarnya,” ujarnya.
Sumber :viva.co.id
Uploader : Lidia Rahmawati
0 comments:
Post a Comment