Foto : Tema Sunda-Cirebon diangkat
menjadi festival untuk merekatkan persaudaraan antara dua daerah yang
seringkali dianggap berbeda ini.(Redaksi)
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Kemeriahan rangkaian acara Hari Jadi Purwakarta ke 185 dan Hari Jadi
Kabupaten ke 48 kembali berlanjut malam ini Sabtu (30/7/2016) malam.
Setelah sukses menggelar ‘Sawala Karahayuan’ berupa Sidang Paripurna
Istimewa di ruang terbuka yang dimeriahkan artis Ibu Kota Rabu
(20/7/2016) lalu.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulyadi menaiki kesenian Singa Depok.(Redaksi)
Kali ini tema Sunda-Cirebon diangkat menjadi festival untuk
merekatkan persaudaraan antara dua daerah yang seringkali dianggap
berbeda ini. sejarah membuktikan pernah terjadi perselisihan
paham antara Kerajaan Sunda dan Kerajaan Cirebon pada masa lalu.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulyadi bersama para pejabat Pemkab meriahkan Festival Sunda Cirebonan.(Redaksi)
Festival yang menghadirkan aneka kesenian Sunda-Cirebon berupa Tayub,
Tarling, Lais, Topeng Banjet, Benjang, Wayang Golek, Ronggeng Amen,
Domyak dan Badingdut ini dibuka langsung secara langsung oleh Bupati
Purwakarta Dedi Mulyadi.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulyadi menaiki kesenian Singa Depok.(Redaksi)
Dedi yang hadir dengan pakaian khas Sunda yang biasa ia kenakan ini
mengatakan bahwa Festival Tatar Sunda Cirebonan merupakan festival
tahunan yang bertujuan melestarikan khazanah kebudayaan Sunda-Cirebon.
Menurut dia, meskipun jenis kesenian yang ditampilkan berbeda, tetapi
secara substansi nilai sarat akan persatuan dan persaudaraan.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulyadi saat membuka acara Festival Sunda-Cirebonan.(Redaksi)
"Ini agenda tahunan kami setiap momentum Hari Jadi Purwakarta. Kita
harus prihatin karena semakin sedikit masyarakat Sunda yang mau menggali
khazanah kebudayaan. Di Jawa Barat, kita tidak bisa menafikan Cirebon,
tidak bisa menafikan betawi, irisan kebudayaan khas Banten, dan tentu
Sunda Priangan. Kita ini semua bersaudara," kata bupati yang akrab
disapa Kang Dedi tersebut.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi
Mulyadi memberikan piagam penghargaan kepada salah seorang warga yang
berhasil membawakan kesenian dalam salah satu festival.(Redaksi)
Decak kagum dari pengunjung yang turut menyaksikan acara pun
bermunculan. Ela Nurlaela (34) warga asal Cirebon Jawa Barat yang
bekerja sebagai karyawan di salah satu sentra industri di Kabupaten
Purwakarta mengatakan seluruh tampilan yang disajikan dalam acara ini
membuat dia rindu kampung halamannya di Palimanan Cirebon. Menurut Ela,
karena dirinya pergi merantau sejak 10 tahun lalu, ia jarang menyaksikan
kesenian khas daerahnya.
Foto : Kang Dedi Mulyadi saat menaiki
motor yang diangkat menggunakan kaki. Kesenian ini ditampilkan dalam
rangkaian acara Festival Sunda Cireboban.(Redaksi)
"Merantau di Purwakarta itu serasa tidak merantau karena sudah
seperti di rumah sendiri, setiap tahun ada sajian kebudayaan khas
Cirebon. Tadi sempat ngobrol dengan seniman juga, betul-betul bikin
betah pokoknya," kata Ela di pinggir panggung Kesenian Tayub.
Foto : Festival yang menghadirkan
aneka kesenian Sunda-Cirebon berupa Tayub, Tarling, Lais, Topeng Banjet,
Benjang, Wayang Golek, Ronggeng Amen, Domyak dan Badingdut ini dibuka
langsung secara langsung oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.(Redaksi)
Bukan hanya Ela sebagai warga Cirebon, Rizki (28) warga asal
Pasawahan Purwakarta pun mengaku antusias melihat tontonan yang tersaji.
Dia berangkat dari rumahnya di Desa Pasawahan Kidul setelah
melaksanakan Shalat Maghrib karena tidak mau ketinggalan untuk mengikuti
rangkaian acara.
Foto : Ribuan warga tumpah meriahkan Festival Sunda Cirebonan di jalanan Kota Purwakarta.(Redaksi)
"Ingin nonton wayang golek Kang, ada si Cepot yang selalu bikin
ketawa, lumayan untuk hiburan daripada mencari Pokemon mah mending
nonton ini, hiburan sambil mendalami budaya," ujar Rizki.
Foto : Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulyadi saat membuka Festival Sunda-Cireboban.(Redaksi)
Nuansa pembukaan acara festival Sunda-Cirebonan ini pun bertambah
unik karena dibuka oleh tarian teaterikal dengan menggunakan properti
serba bambu sebagai penegasan bahwa masyarakat Sunda adalah masyarakat
berperadaban bambu.
0 comments:
Post a Comment