JawaPos.com SAWALUNTO - Lewat postingan di media sosial (medsos), objek wisata Danau Biru di kawasan Parambahan, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat jadi booming di kalangan masyarakat.
Pengunjungnya kini tidak hanya wisatawan lokal. Tidak sedikit dari luar berdatangan karena penasaran ingin menikmati keindahannya lokasi bekas tambang batu bara tersebut.
Danau Biru ini dapat dikatakan objek wisata yang tersembunyi. Betapa tidak. Untuk mencapai ke lokasinya membutuhkan perjuangan keras.
Kendati hanya berjarak sekitar 11 km dari pusat kota Sawahlunto, namun waktu tempuh menuju objek wisata yang dikenal dengan Danau Bacan atau Tomosu itu cukup lama.
Pengunjung harus meniti jalan terjal berbukit dan berliku. Wisatawan disarankan menggunakan sepeda motor trabas atau mobil dobel garden, terutama saat musim hujan. Jalan menuju objek wisata yang berjarak sekitar 6 km dari objek wisata Taman Satwa Kandi, masih tanah bebatuan.
Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu jam agar sampai titik lokasi. Itu waktu tempuh dari pusat kota Sawahlunto. Sedangkan kalau dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat ditambah tiga jam lagi.
Pasalnya untuk mencapai Kota Sawahlunto pengunjung harus melewati kabupaten/kota. Yakni, Kota Padang, Kabupaten Solok dan Kota Solok.
Masuk lokasi danau ini tidaklah gratis. Sesampai di lokasi, pengunjung akan dipungut tiket masuk Rp 5 ribu per orang.
Bagi yang datang berkendaraan pribadi akan dikenakan biaya parkir Rp 10 ribu untuk roda empat dan roda dua, Rp 5 ribu.
Kawasan danau ini masih dalam areal penambangan batu bara PT AIC Jaya itu. Dari puncak bukit itu, pengunjung bisa melihat danau berwarna biru.
Untuk sampai ke bibir Danau Biru itu, harus menuruni anak tangga yang dipagar dengan kayu seadanya untuk bergantungan.
Setelah itu, pengunjung bisa menikmati keindahan Danau Biru yang tak kalah dengan objek wisata sejenis seperti di Korea Selatan.
Asrul, 45, pengunjung asal Solok yang ditemui Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di lokasi, sengaja datang dari Solok melihat objek wisata Danau Biru yang banyak diperbincangkan orang di sosial media.
“Saya penasaran dengan Danau Biru ini. Anak-anak juga ingin melihat langsung Danau Biru ini, setelah tahu lewat medsos. Makanya kita datang rame-rame bersama istri dan anak-anak,” katanya.
Asrul menilai objek wisata satu ini menakjubkan. Terasa berwisata ke luar negeri. “Seperti background serial drama Korea. Anak-anak puas dan takjub sampai di sini,” ucap Asrul.
Menurutnya, kendatipun menjanjikan, objek wisata Danau Biru masih perlu polesan. Terutama keberadaan fasilitas kamar kecil, tata kelola objek wisata, termasuk tiket masuk dan parkir.
“Akses jalan menuju ke sini juga tidak mendukung, karena berkabut. Kemudian, parkir tidak ada karcis. Begitu juga pengamanan di bibir danau yang curam. Bisa-bisa mengancam keselamatan,” akunya.
Deswi, 23, pengunjung asal Dharmasraya berpendapat senada. “Saya penasaran dengan Danau Biru, karena banyak diperbincangkan orang di media sosial,” katanya yang datang bersama tiga temannya.
Keindahan danau plus hembusan angin sepoi-sepoi, membuat objek wisata ini cocok untuk ber-selfie ria. “Cuma, harus berpikir dua kali ke sini lagi. Jalannya jauh dan terjal, serta berliku-liku. Banyak pungutan pula,” ungkapnya.
Booming Danau Biru juga dirasakan pedagang setempat. Tika, 23, warga Desa Tumpuk Tangah, Dusun Bukik Obang, sejak objek wisata ini mulai dikenal luas sembilan bulan lalu, penjualannya berlipat-lipat.
sumber : jawapos
Uploader : Septian Nugroho
0 comments:
Post a Comment